Doa dan Rintihan
Sayu mataku
menatap mlm
Kurang kerjaan,
Sayu mataku
menatap mlm
Kurang kerjaan,
begitulah kata orang menghujat tajam.
Angin bertiup,
membawa asam.
Hatiku bernostalgia bersama rintian
Kotor hatiku tumbuh benih dendam
Angin bertiup,
membawa asam.
Hatiku bernostalgia bersama rintian
Kotor hatiku tumbuh benih dendam
Harapan bagai bayangan
Muncul tak menentramkan,
Muncul tak menentramkan,
hilang tak disesalkan.
Wahai hati yang lara,
Esok rotasi menghantarkan siang
Jika hidup ada siang malam,
kenapa musti hanya rintihan?
Jika embun pagi menyejukan hari,
Jika embun pagi menyejukan hari,
kenapa kau tak yakin doa menyejukan hati.
By. Rievay
BERITA KEMATIAN
Rantap cermin pemberontakan
Dari jiwa yang gersang keadilan
Inilah aku jabang bayi asuhan alam
Lantang suara menyeruakan derita penindasan
Kepadamu duhai tuan,
yang duduk berlenggang tangan
Dalam lamis suara kebaikan
mendongkrak isu publik dengan kemunafikan
Goncangan demi goncangan
Ku titipkan berita pada Pemilik Keabadian
Dengan tangis rintihan doa,
memohon berita kematian
Lemah, Letih dalam Imajinasi Penyair Malam
Siang terik kini beranjak keperaduan
Letih ragamu memancarkan sinar di ufuk barat.
Jiwa melayang seketika seakan tak kenal lelah
Di bawah payung rembulan kau baringkan letih lelah
Melantunkan sajak mimpi dalam lautan angin
Hitam kau anggap putih, malam kau anggap siang
Hanya hati yang kau anggap tetap menjadi kesucian jiwa
Letih ragamu memancarkan sinar di ufuk barat.
Jiwa melayang seketika seakan tak kenal lelah
Di bawah payung rembulan kau baringkan letih lelah
Melantunkan sajak mimpi dalam lautan angin
Hitam kau anggap putih, malam kau anggap siang
Hanya hati yang kau anggap tetap menjadi kesucian jiwa
By. Rievay
BERITA KEMATIAN
Rantap cermin pemberontakan
Dari jiwa yang gersang keadilan
Inilah aku jabang bayi asuhan alam
Lantang suara menyeruakan derita penindasan
Kepadamu duhai tuan,
yang duduk berlenggang tangan
Dalam lamis suara kebaikan
mendongkrak isu publik dengan kemunafikan
Goncangan demi goncangan
Ku titipkan berita pada Pemilik Keabadian
Dengan tangis rintihan doa,
memohon berita kematian
By. Rievay
Inilah Aku
Inilah aku , Jiwa yang bermula dari Ruh suci
Sudah jadi sifatku, manunggal dengan mimpi
Penuh ambisi membangun Negeri
Inilah aku, Jiwa yang telah ditiupkan di rahim ibu
Untuk bertapa mencapai kesempurnaan ilmu ,
Penuh rasa kepedulian menjadi laku ku
Inilah aku, Jiwa yang terlahir dengan jerit tangis perjuangan
dengan pedang keyakinan, aku pun turun ke medan
Sudah menjadi doaku“Lebih baik mati daripada hidup berpangku tangan
Inilah aku, Jiwa asuhan alam
Sudah menjadi warisanku,
untuk tumbuh, berdiri tegak, dan berbunga
Inilah aku, Jiwa yang merdeka
Sudah menjadi hak ku untuk berfikir, dan berkarya
Membangun Bangsa berlandaskan Agama
Inilah aku, Jiwa yang haus belajar
Hidup dan tegaklah.........., wahai jiwa!
Hadapi dunia dengan berani, lantangkan suara untuk berkata
“Atas nama ALLAH SWT, ini semuatelah ku lakukan”.
By: M. Rifai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar